.alert { background: #DDE4FF;text-align: left;padding: 5px 5px 5px 5px;border-top: 1px dotted #223344;border-bottom: 1px dotted #223344;border-left: 1px dotted #223344;border-right: 1px dotted #223344;} sumber : http://suryachandragobel.blogspot.com/2014/03/cara-membuat-background-pada-tulisan-di.html#ixzz3BhN6eiIq

Kamis, 05 April 2012

PRESSURE OF HUMAN LIVING




Rasa
Pikiran
Hati
Nafas
Kita pasti pernah merasakan semuanya itu dalam keadaan tertekan, yang setiap orang akan mengalami apa yang disebut depresi. Perasaan yang tidak tenang, pikiran yang tidak tahu kemana arah tujuannya, hati yang selalu bergejolak dengan rasa tidak nyaman untuk berdiam diri, dan nafas yang terasa sesak seperti dimanapun kita berada layaknya terkubur dalam peti yang tertutup rapat. Kesemuanya itu manusia alami saat dia secara tidak sadar menerima suatu masalah. Tanpa disadari pula manusia tetap harus menerima masalah.  
Manusia dididik keras dengan permasalahan mereka yang berbeda-beda. Bahkan karana perbedaan masalah itulah yang membawa manusia menjadi terkasta-kasta, baik secara dalam kelompok luas maupun sempit. Permasalahan dalam kelompok luas misalnya dapat terjadi dalam suatu masyarakat seperti negara, suku, adat, kebudayaan dan sebagainya. Lalu bisa menyempit kedalamnya seperti keluarga, pertemanan,pergaulan, hubungan dua atau beberapa manusia maupun induvidu  yang tidak bisa lepas dari permasalahan kelompok luas . permasalahan yang dialami pun tidak hanya satu tetapi bermacam-macam baik yang disadari maupun tidak. Itu semua saling berkombinasi sehingga tiap individu mengalami permasalahan yang bervariasi dan kompleks.

Permasalahan-permasalahan tersebut bermacam-macam :

-          Ekonomi, yang paling berpengaruh dalam kehidupan manusia adalah permasalahan mengenai “uang”. Hal itu bisa merembet seperti virus yang menyelinap masuk kedalam tubuh inang tanpa disadari selama hidupnya. Dan bisa benar saat kita sampai mengeluh bahwa “money is fuck”. Sering kita tidak bisa membedakan antara kita memberdayakan hidup kita untuk uang atau kita berdayakan uang untuk menjadi salah satu alat bertahan hidup.

-          Pendidikan, apa sih yang dimaksud pendidikan sebenarnya ??? terasa samar dari kata belajar untuk saat ini. Pendidikan tidak digunakan sebagaimana mestinya dengan tujuan pendidikan itu sendiri, tetapi tanpa munafik kita menggunakan apa yang disebut pendidikan tersebut sebagai “kedok”. Harusnya pendidikan itu bukan cuma terukur dari sekolah, penghargaan, profesi, dan cara orang untuk bermuka bermacam-macam. Mungkin jika harus ada , seharusnya perlu didirikan “Sekolah Manusia “.

-          Pemikiran, setiap orang punya cara pandang hidup yang berbeda-beda dalam menyikapi semua hal, karena mereka mempunyai pemikiran yang telah dibentuk oleh pola hidup, lingkungan, kepercayaan, keyakinan, ketertarikan, impian, cita-cita, dan berbagai permasalahan yang dihadapi sebelumnya dengan tingkat kekuataan individu yang bermacam-macam. Pemikiran ini bisa berubah sesuai bertambahnya waktu dan tingkat kesulitan yang dihadapi. Pemikiran tersebut berpengaruh dengan apa yang kita sebut “kedewasaan seseorang”.

-          Prinsip hidup, sampai sekarang kadang kita tidak bisa konsisten dengan prinsip hidup yang kita pegang. Prinsip hidup yang kita ambil juga berdasarkan apa yang kita pelajari tapi tidak bisa dipungkiri manusia bisa memungkirinya. Sering kita jatuh dalam lubang yang sama dan kita berspekulasi mungkin karena kita tidak bisa konsisten dengan prinsip hidup atau ternyata kita memegang prinsip hidup yang salah.

-          Perasaan, manusia diciptakan dengan perasaan yang kuat sampai lemah. Tidak peduli wanita, laki-laki, maupun yang lainnya. Yang terutama dapat menjadi pukulan terbesar adalah kita merasa tidak adil atau tidak terima akan sesuatunya. Dan akan menjadi memar yang sangat dasyat ketika kita mencoba mengikhlaskan sesuatu tersebut.

-          Perbedaan karakter dan ketika seseorang mencoba memahami orang lain, kata “memahami “ seakan mudah untuk diucapkan tapi sebenarnya dari kata tersebut berjuta-juat hal kadang kita temukan entah dari orang yang coba kita pahami, lingkungannya, orang-orang disekitarnya, beberapa hal juga dari otak dan hatinya yang kita tangkap saat berbicara, memandangnya, bersentuhan, dan bersikap serta kita bisa “bercermin” dari orang tersebut.

-          Cinta, well.....yang satu ini adalah anugerah dari Tuhan, siapa bilang masalah bukan suatu hal yang baik.” Masalah” juga merupakan anugerah dari Tuhan. Salah satunya adalah masalah tentang cinta. Sering orang berbicara tentang cinta maupun mendefinisikannya. Ya …definisi itu bisa dibilang benar tapi tentu saja masih sangat kurang dari cukup. Hal yang aneh dirasa…. Karena itu adalah pemberian dari Tuhan yang hanya hati kita dapat merasakan. Tidak ada kata mampu mewakili arti kata cinta selain kata “cinta” itu sendiri. Karena aneh inilah kenapa kita bisa bilang ini termasuk masalah. Sesuatu yang kita rasa tapi datang, pergi, berganti, bertambah, berkurang, bertahan, mengenang, mengubur, memuncak, semu, memaksa dan sebagainya sehingga kita sendiri merasa kacau untuk memahami.

-          Pertentangan batin, ini karena sekitar kita atau kita sendiri memaksa diri kita untuk tidak memenuhi hasrat hidup kita. Saat kita ingin menjadi manusia seutuhnya sesuai dengan apa yang dari dalam diri kita maksudkan ternyata kita mesti menunda atau menguburnya dalam-dalam, karena lingkungan kita tidak memperbolehkan dan bahkan berasal dari prinsip hidup atau akibat dari kita menyikapi faktor luar yang memaksa kita dengan inisiatif sendiri untuk menahan hasrat tersebut.

Masih banyak hal lain yang berpotensi untuk menjadi masalah dalam kehidupan manusia, di sekitar kita dan kita sendiri. Harus kita sadari pula bahwa kita sering dalam keadaan we prefer to be called cowards when we are being dropped “(kita lebih senang disebut pengecut saat kita depresi). Tapi perlu dilihat juga bahwa ternyata kita juga perlu tertawa saat kita sadari “ Damn!!! My life is like a joke!!!! “. Suatu hal yang crucial  atau triviality, kadang memang perlu dianggap seperti itu secara bergantian kadarnya atau selaras supaya kita tetap stabil menjalani hidup. Optimis semua masalah bisa terselesaikan seberat apapun masalah itu. Ingat makhluk hidup tidak hanya kita , dan mereka pun selalu dicukupi Tuhan agar tetap bisa “hidup sebenarnya” . Semua kembali kepada diri kita . Kita tidak bisa memaksa orang lain untuk berubah. Tapi kita yang harus bisa menghargai orang lain , tidak cuma orangnya  tapi apapun itu. Hanya diri kita sendiri yang menyembuhkan memar dari suatu pukulan. Yaitu dari bagaimana kita membawakan rasa, pikiran, hati, dan nafas kita. Semakin kita mendramatisir keadaan maka akan semakin kalut dan menambah pukulan di punggung kita sendiri. Benar dengan kata salah satu iklan di televisi swasta kalau jatuh  ya bangun lagi”. Menikmati masalah, mempelajarinya, dan jangan lupa untuk bangun dan berjalan lagi. Untuk bangun, satu hal yang paling harus kita sadari yaitu menyiapkan diri untuk menerima dan menghadapi next steps, next problem, next risks. Alangkah suatu kelegaan tak terukur jagad raya jika apa yang disebut “ikhlas” memang benar-benar terjadi.


1 komentar:

  1. you're welcome :)
    i wish my blog can be useful for human as soul searching.

    BalasHapus