.alert { background: #DDE4FF;text-align: left;padding: 5px 5px 5px 5px;border-top: 1px dotted #223344;border-bottom: 1px dotted #223344;border-left: 1px dotted #223344;border-right: 1px dotted #223344;} sumber : http://suryachandragobel.blogspot.com/2014/03/cara-membuat-background-pada-tulisan-di.html#ixzz3BhN6eiIq

Selasa, 03 April 2012

D U A S I S I




Dalam sinar matahari yang hangat
Payah aku menegakkan badan ini
Sangat nikmat hidup dalam mimpi
Membuatku ingin terlelap selamanya
Lelap yang tak terselamatkan lagi

Terik mentari hampir mencapai kubahnya
Untuk menunjukkan kemuliaanya
Kupaksa aliran darahku berjalan cepat
Agar tersadar dari jebakan kecil ini
Sehingga ku terbangun dari dongeng

Mimpi dan dunia nyata
Apakah dua sisi yang berbeda ?
Ataukah dua sisi yang tak terpisahkan
Layaknya dua sisi koin mata uang

Apakah dua habitat yang berbatas ?
Ataukah dua habitat yang saling melengkapi
Layaknya darat dan lautan
Langit dengan bumi

Aku hidup karena aku punya impian
Tapi bukan terkubur dalam mimpi

Silau sinarnya memburat bayangan hijau pandanganku
Terik sinarnya tegak lurus tepat membuat tak terlihat teman bayanganku
Saat itulah aku berdiri sendiri menantang jalan terjal
Meskipun setapak demi setapak
Sungguh terlihat nyata sekali lagi,
 tetes peluh ini adalah buih saat kita memukul air
sebuah konsekuensi yang tak terhindarkan

wahai teman bayanganku keluarlah kau dari persembunyianmu
dia hendak lepas landas ke ufuk barat
temani aku menuju jalan pulang
aku takkan melupakanmu saat sampai di rumah
kau seperti  masa lalu….. tujuan….. mimpi-mimpiku
yang selalu mengingatkanku untuk terus berjalan
meskipun kau tak terihat di gelap malam
tapi aku tahu kau ada

aku rindu mereka yang ku sebut “rumah”
aku rindu apa yang ku sebut “ rumah Bapa “






Tidak ada komentar:

Posting Komentar