.alert { background: #DDE4FF;text-align: left;padding: 5px 5px 5px 5px;border-top: 1px dotted #223344;border-bottom: 1px dotted #223344;border-left: 1px dotted #223344;border-right: 1px dotted #223344;} sumber : http://suryachandragobel.blogspot.com/2014/03/cara-membuat-background-pada-tulisan-di.html#ixzz3BhN6eiIq

Kamis, 24 Juli 2014

URIP IKU URUP

Berita terhangat untuk saat ini adalah Pemilu tahun 2014 di Indonesia , dan untuk kemenangan dari penghitungan real count adalah pasangan capres Jokowi-JK . Tidak luput pula tentang pro dan kontra tentang hasil pemilu, kemudian rekam jejak masing-masing capres yaitu Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta, serta kemampuan sang capres nantinya apakah bisa untuk memimpin Indonesia nantinya.

Kisah Lama

Kasus seperti KKN, kegagalan tentang pembangunan, kecurangan, kemiskinan, kebodohan, pengangguran, dan sebagainya tentunya kita tahu hal-hal tersebut sudah menjadi kisah lama di negara kita. Jadi sebenarnya bukan hal baru yang harus dibesar-besarkan oleh sebagian besar rakyat, terutama para netizen yang sebagian besar adalah pemuda-pemudi generasi bangsa (memang selama ini kalian kemana aja ?). Beberapa orang yang kerap saya jumpai terutama dikalangan golput atau mungkin yang menganggap dirinya tidak peduli dengan politik karena dengan alasan "politic is fuck" malah sekarang beralih ikut-ikutan memborbardir dengan menyalahkan pemerintahan. Memang apa yang dipikirkan? Bagi yang tidak terima dengan hasil pilpres selalu mengecam habis-habisan bahwa sang calon presiden yang menang diragukan dapat membenahi tata negara. 

Kenapa kita harus jadi rakyat yang hanya sibuk berfikir dan protes semata. Kita perlu menengok kehakikian manusia diciptakan sendiri, dari awal kita sebagai manusia sudah dibekali kemampuan, otak, kaki tangan , yang kesemuanya itu adalah organ yang lengkap dari YME. Pemerintah memang punya tanggung jawab, punya kesalahan besar, dan banyak hal yang memang sudah busuk dari awal. Tapi apakah dengan menyalahkan, hidup kita bisa berubah? yang ada hanya membuat pikiran dan hati semakin panas. Kalau mau negara yang maju, kita juga harus jadi rakyat yang cerdas. Tidak semua kebobrokan di negara kita adalah salah pemerintah, kita sebagai rakyat tanpa disadari juga salah, coba masing-masing dari diri kita sendiri berfikir "sudahkah kita berusaha dan melakukan hal yang terbaik buat diri kita sendiri?" , "cocok gak sih masing-masing dari diri kita punya label rakyat negara maju?" . Jika memang pemerintah dirasa kurang bisa diandalkan yaitulah cerminan dari negara kita sekarang, kondisinya memang seperti itu, makanya yang diperbaiki bukan hanya pemerintahan, tapi rakyatnya juga. 


Kita tidak perlu muluk-muluk menyalahkan pemerintahan, menyalahkan atasan ataupun orang lain. Mulailah dari diri kita sendiri, perbaiki pola hidup, pola pikir, pola rasa, prinsip hidup, dan mulai terbukalah dengan pandangan hidup yang lebih luas. Negara kita sudah mempunyai modal yang melimpah untuk diolah menjadi hal yang besar bagi kemakmuran kita semua dan bisa membuat negara lain terkagum-kagum. Kita perlu bergerak sendiri, manfaatkan dan olahlah hal-hal di sekitar kita menjadi hal yang berbuah baik untuk kita dan untuk lingkungan tempat tinggal kita sendiri. STOP MENGELUH, DAN MARI BEKERJA, JANGAN LUPA BERDOA :) . 

    

Rabu, 23 Juli 2014

Bapak! Ibu! Aku Ingin Ikut Foto

eheeemmm

Ingat atau enggak, mungkin sewaktu kecil ada yang punya kisah sama atau mungkin ada yang hampir mirip dengan kisah saya berikut ini, bisa dibilang lucu atau konyol tapi yaaa itulah kehidupan masa kecil kita :D

Sewaktu kecil ....saya pernah diajak ibu saya melihat-lihat foto perkawinan bapak dan ibu dulu waktu muda, terus di foto saya lihat juga pengapit pengantin atau patah manten dikanan dan kiri bapak ibu saya yang sedang berdiri berpegangan tangan di pelaminan.Saya yang waktu itu masih kecil dan belum mengerti apa-apa ngambek sama bapak saya yang sehabis pulang ngajar di sekolah.Saya protes demo besar-besaran, "Kenapa sih bukan Ve saja yang disuruh jadi patah manten? Kan Ve jadi gak bisa dandan dan foto bareng ma bapak ibu!" Bahkan saya sampai nangis kenceng-kenceng, ngambek dengan ibu saya gara-gara gak dijadiin patah manten waktu nikahannya bapak ibu saya. Padahal ibu saya gila-gilaan memberi pengertian ke saya kalo saya belum lahir .... masih jadi titik sandora T_T

Semoga dengan kisah ini , kita bisa mengingat masa kecil kita, bisa rindu dengan kedekatan kita bersama dengan keluarga terutama orangtua kita. Buat kalian yang mungkin sekarang beranjak dewasa dan hampir lupa dengan keluarga (ayah, ibu, adik, kakak, maupun saudara lainnya) , karena alasan sibuk sekolah, bekerja, ingin meraih cita-cita, berkeluarga sendiri, terlalu fokus dengan pasangan, atau pun alasan lain.....tengoklah masa kecil kalian, betapa bahagianya kalian menikmatinya.... walaupun sering dimarahi, bahkan terkadang dipukul tapi orang tualah yang tak pernah melupakan kalian padahal kita sering lupa. Orang tualah yang mau menerima kita walaupun kita jarang bisa sesuai dengan apa yang mereka kehendaki. Janganlah marah ketika orang tua sering membandingkan kita dengan orang lain karena anaknya tidak bisa sesukses anak dari rekanan ayah ibu kita. Hal itu wajar , saya pun pernah marah, tapi pada dasarnya mereka menyayangi kita. :) cepat tengok orang tua kalian yaaahhh .... berilah ucapan "aku sayang Ibu Bapak" :)